Bismillahirrohmanirrohim..
Sedih itu ketika mendengar si sulung mbak Iya sedang bersedih dan menghadapi masalah, kita tidak bisa memeluknya untuk berbagi kesedihan sekaligus menenangkannya.
Ada beberapa kejadian yang membuat saya betul-betul sedih dan ingin menangis, ketika mbak Iya telfon dengan terisak-isak, ingin rasanya saat itu ada disisinya, memeluknya dan mengatakan semua akan baik-baik saja, dan kami selalu ada untuk dia dalam keadaan apapun.
Kejadian pertama,
“Mamaaa… Seseorang mengambil paksa Hp saya…” begitu kata mbak Iya sambil menangis, lalu dia bercerita bagaimana kejadiannya, saat itu dia sedang asyik berbalas pesan dengan temannya di U-Bahn (kereta bawah tanah), ketika pintu kereta akan tertutup, seseorang dengan paksa merampas Hp nya, dan berlari pas ketika pintu menutup.
Kaget dan shok dan tidak bisa bicara apa-apa hanya terucap “Mein Handy…mein Handy… ” sambil menangis, orang-orang disekelilingnya nya pun tidak bisa berbuat banyak, selain ikut kaget, karena kejadiannya sangat cepat, tp ada yang langsung menghubungi Polisi dan melaporkan kejadian ini, ada juga yang berbaik hati meminjamkan Hp nya untuk menelpon, papanya dan saya.
Saya bisa merasakan ketakutan dan kebingungan mbak Iya saat itu.
Mendengar dia menangis rasanya perih sekali dan sesak dada.
Sepertinya orang itu sudah mengincar Hp mbak Iya yang lumayan bagus, iPhone 5 , atau bisa jadi sudah kerjaan dia menjambret.
Dan memang kabarnya kejadian seperti itu bukan satu dua kali di Berlin, ternyata jambret dan copet pun banyak sekali di Berlin, ya kota besar yang penuh dengan pendatang tanpa pekerjaan , jadi pelajaran juga buat mbak Iya dan juga buat kami, agar lebih hati-hati ketika di luar.
Kejadian kedua baru saja tadi malam,
Ketika Hp saya berdering, sekilas saya baca “Viera” Saya mengangkatnya dgn nada bercanda… tp diseberang sana yang terdengar hanya isak tangis dia, duuuh langsung saya bingung , mulai terbayang yg buruk-buruk dibenak.
Lalu saya tanya “kenapa mbak Iya..?? sakit..??”
Masih saja tersengar isak tangisnya, dan suara yang terbata-bata ..
Mulai ingin menangis saya saat itu
“Mbak iya kenapa mbak Iyaaa..???!!” mulai panik saya
Setelah beberapa saat, baru mbak Iya bercerita dan itu pun masih terputus-putus karena tangisan dia, akhirnya saya tau masalahnya lumayan berat dan membuat dia lemas dan bingung,
Butik tempat dia bekerja sudah tidak memerlukan dia dan dua temannya yang sama-sama pekerja paruh waktu lagi, dan mbak Iya ditelpon untuk tidak datang bekerja lagi..dengan alasan kurang pemasukan dan tidak bisa membayar mereka.
Suaranya yg sedih dan kecewa terdengar sangat jelas, duuhh mbak Iya ingin rasanya saya saat itu disebelah mbak Iya untuk memeluknya.
“mamaaa saya nanti merepotkan mama papa lagi, karena tabungan untuk membayar sekolah terpaksa terpakai untuk membayar apartemen… dan membayar yg lainnya..trs saya harus bagaimana..??”
begitu sambil terisak-isak.
Terus terang saat itu ada terselip sedikit rasa lega mendengar ceritanya, karena yg terbayang dibenak saya adalah kejadian buruk yg menimpanya, kejadian yang diakibatkan orang jahat.
Lalu saya pelan-pelan bicara kalau mbak Iya jangan terlalu memikirkan masalah itu, saya bilang dengan banyaknya pengalaman kerja, inshaa-Allah tidak akan terlalu sulit mendapat pekerjaan lagi, tenangkan diri mbak Iya…minum dulu lalu ambil wudhu terus sholat… nanti setelah sholat biasanya akan lebih tenang, dan mbak Iya bisa berfikir lebih jernih, satu pintu tertutup, inshaa-Allah banyak pintu yang terbuka..
Saat itu mbak Iya masih menangis, saya biarkan dia lama menangis dan bercerita, dan kembali saya tekankan, jangan terlalu dipikirkan, nanti sakit.
Itu cobaan buat mbak Iya agar lebih sabar… dan saya ulangi lagi untuk segera sholat, lalu saya bilang, mama tutup dulu telponnya yaaa… nanti 1 jam lagi mama telpon, mama ngobrol dulu sama papa…
Satu jam kemudian saya hubungi lagi mbak Iya, alhamdulillah sudah terdengar tenang, dan akhir pekan ini pelan-pelan mau mencari kerja lagi katanya. Saya tanya apa perlu saya ke Berlin..? Ndak usah, begitu jawabnya, tapi tetap saya mau ke Berlin minggu depan bareng Ola dan Ina, biar mbak Iya senang.. 🙂
Berat ya berjauhan dengan orang yang kita cintai, siapapun dia dan semakin berat ketika dia bersedih, dan kita tak bisa memeluk dan menghiburnya.
Semoga saja mbak Iya cepat mendapat pekerjaan lagi… aamiin…
Wir haben dich ganz doll lieb mbak Iya …!! 😘😘😘
Nürnberg, 05.12.2014