Rothenburg ob der Tauber, kota kecil nan cantik.

Ditulis pada Januari 6, 2015 oleh nengwie

Bismillahirrahmanirrahim..

Hari Minggu pas sarapan, saya iseng ngajak kangmas ke Rothenburg ob der Tauber, eeeh kata kangmas, yo wes sana ganti baju kita jalan-jalan kesana sekarang.. hurraaaaa…akhirnya kesampaian juga lihat kota yg katanya terkenal kecantikan kota tuanya.
Danke…Danke..Dankeeee .. ‘Yaaank *ketjup2*
Hhmmm sayang sekali anak-anak ndak ada yg mau ikut, alasannya “aaah itu mah desa mamaaa..ngga baguus..” Dasar anak-anak gadis, maunya ke kota gede yg ada mall nya 😀
Alasan lainnya karena hari Minggu, dimana toko-toko tutup semua, Kecuali restoran, tukang roti atau cafe.
Jadi bisa dipastikan jalan-jalan ke desanya rada membosankan mereka.
Yasud, saya sama kangmas saja yg pergi, dan anak-anak katanya mau ngecat rumah, tepatnya mah ruang tamu dan ruang makan yg kebetulan jadi satu, ya jadi satulaaah wong rumahnya juga kecil hehe

Bek tu tema, Rothenburg ob der Tauber ini kota yang terkenal dengan kecantikan kota tuanya, dan pastinya sangat terpelihara, juga merupakan kota yang menjadi inspirasi beberapa film terkenal, diantaranya Pinokio si boneka kayu.
Rothenburg ob der Tauber ini merupakan bagian dari distrik Ansbach, Mittelfranken Bayern Jerman, kurang lebih sekitar 100 km dari tempat kami tinggal, ya kurang lebih 1 jam perjalan menggunakan kendaraan pribadi.
Kota ini banyak sekali dikunjungi wisatawan manca negara, terutama Jepang… !! Sampe heran saya itu, orang Jepang suka sekali ya jalan2 ke kota tua seperti ini.
Kalau ingin jelasnya bisa baca-baca di
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Rothenburg_ob_der_Tauber

Memasuki kota tuanya, sepertinya kita benar-benar berada di negara dongeng, begitu malewati pintu gerbangnya, saya hanya bisa berdecak kagum aaaiih cantiknyaaa…
Aaah ngga usah panjang lebar luas dan tinggi deh..mangga selamat menikmati, oh ya seperti biasa jemprat jepretnya pakai Hp, mudah2an bisa menampilkan kecantikan kota ini…

Kalau ini gedung Pemerintah daerahnya, embuh kenapa tiap jepret pakai Hp selalu miring huuuh…

Dan ini benteng yg mengelilingi kota tuanya,

Oh ya cemilan khas kota ini namanya Schneeballen , atau Snow Ball..terigu diuwel-uwel trs digoreng kasih toping macam-macam, rasanya..?? Enakkan Baso goreng kopong cocol sambel deh haha oh ya besarnya macam-macam dr yg diameter 5 cm sampai yg 10 cm 🙂

Ini beberapa cendera matanya

Dan terakhir dan bisa diabaikan adalah penjaga pintu masuk gedung Walikota… numpang tenar aaah heuheuuu

Sebenarnya kurang bisa menikmati, karena cuaca yang mendung sekali disertai angin yang menggelebug, hadeuuuh bahasa naon ieu..ya angin yang gedelah maksudnya, yg bikin jemari dan muka berasa beku kedinginan ,jadi harus balik lagi pas sudah hangat cuacanya.

Daaaan sesampainya di rumah, disambut dengan rumah yang seperti sudah terkena angin menggelebug itu, alias berantakaaaaan dengan bekas-bekas kaki yang sudah nginjek cat dimana-manaa…!!!
Marah..?? Nggalaaah khan sudah di cat rumahnya sama gadis-gadis singsingkan lengan baju, bebereeees..!!
Maaf ngga ada fotonya, soalnya beneran ngga kepikiran mau foto, berantakannya itu lhooo… semua bergeser ke tengah ruangan dan parketnya tergores2… huwaaaa.. Marah..?? Nggalaaaah…
Udah aah penutupnya ko ndak cantik gini ya.. hahaa

Nürnberg, 06.01.2015

160 thoughts on “Rothenburg ob der Tauber, kota kecil nan cantik.”

bukanbocahbiasa pada Januari 6, 2015 pukul 9:57 pm berkata:

Gedungnyaaaaaaa… Cantikkkk, secantik model sepatu boot ituh! Hehehe….kuliner Indonesia tiada duanya ya maak… Mantaaapp, sering2 posting begini yak…

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:07 am berkata:
  
  Jadi malu hehe
  Betul sekali, yg ngangenin itu kulinernya mbak Nurul… 🙂
  
  Danke…Danke… 🙂
  
  Balas ↓
zizadesita pada Januari 6, 2015 pukul 11:12 pm berkata:

Uhuy, ngedate ini ceritanya!
Lain kali klo kesana jg bawa kostum princess Teh, udah cakep banget latar belakangnya.
Gadis2 nya Teteh mah emansipasi beneran deh, sampe mau nukang..jempol!

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:12 am berkata:
  
  Ngga juga sih, lha saya nya sibuk jalan sendiri jeprat-jepret gitu, doi jg asyik lihat2… hehe
  
  Kalau musim panas, ada acara khusus uni, balik ke jaman kerajaan dulu, termasuk pakaiannya.. Nanti pengen balik lg pas ada acara ini, syukur2 bisa sewa bajunya 😀
  
  Aahhh mereka itu ndak suka dgn warna dinding yg kemaren, jd sekarang semua mereka cat warna putih 😀
  Jd kalau pd pengen ganti warna kamarnya pun, ya mereka cat sendiri hehe
  
  Balas ↓
  - zizadesita pada Januari 7, 2015 pukul 2:39 pm berkata:
    
    Tipe photographic traveler, ni udh dpt satu tipe traveler Teh..
    Wkwkw, iya nih, sy sering diprotes suami krn suka poto2 jg, selain gak merhatiin keselamatan bocah jg krn gk menikmati suasana.
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 3:04 pm berkata:
    
    Cateet… hehe
    
    Hhmm bisa jadi ya sibuk jeprat-jepret jd kurang menikmati, jadi memang harus diulang jalan2nya, yg kedua tinggal duduk2 santai gitu ya *maunyaaaa jalan terus* hihi
    
    Untungnya anak2 sudah gede semua, malah kadang misah tuh kalau jalan-jalan, emak kemana..anak2 gadis kemanaa..bapak sama anak cowoknya kemanaaaa hahaha
Iwan Yuliyanto pada Januari 6, 2015 pukul 11:14 pm berkata:

Teh Dewi, ini ada di alun-alun kota di sudut Jerman. Mengutip hadits Rasulullah SAW.

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:13 am berkata:
  
  مَا شَاءَ اللّهُ
  Dimana ini mas..?? sudah menebar senyum kah pagi ini..?? 😊
  
  Balas ↓
  - Firsty Chrysant pada Januari 7, 2015 pukul 3:37 pm berkata:
    
    Artinya apaan Teh, Mas Iwan?
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 4:49 pm berkata:
    
    Senyummu adalah sedekah begitu artinya …sooo mari kita bersedekah meski dengan seulas senyum… ^_^
  - Firsty Chrysant pada Januari 12, 2015 pukul 5:33 am berkata:
    
    Ooo… I see… Makasih Teh… 🙂
  - nengwie pada Januari 13, 2015 pukul 1:29 pm berkata:
    
    Sama-samaaa 😊
- arhsa pada Februari 4, 2015 pukul 4:53 am berkata:
  
  mantap sekali
  
  Balas ↓
Burhan pada Januari 6, 2015 pukul 11:30 pm berkata:

Kereeen euyy.. kota tuanya. terawat bener ya, gk kayak di kampung saya :). Pantes teteh milih di German. Makin tua makin terawat… eiiittt salah ya 🙂

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:16 am berkata:
  
  Haha nyindir ini maaah…
  Tp memang kalau sudah tua hrs semakin dirawat biar teteh kinclong 😄😄
  
  Kota ini sempat hancur lho kang, jaman PD kedua, tp dibangun kembali spt aslinya, keren ya kang.
  
  Di Jerman banyak yg gini kang, Nürnberg salah satunya juga, kapan2 posting ttg Nürnberg aahh…
  
  Balas ↓
  - Burhan pada Januari 7, 2015 pukul 2:21 am berkata:
    
    Jdi kepo teh… apa sih artinya “berg” atau “burg” dalam bahasa German. Banyak kota yang ujungnya pake “berg” atau “burg” ya?
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:36 am berkata:
    
    Kastil/Castle kang… Nuremberg juga krn kota tuanya punya Kastil /castle dan dilingkari benteng.
    Bisa juga artinya kota gitu…
    Nuremberg kota cantik juga lho kang… kota tuanya mirip begini nih, hanya luas pisan, Burg nya besaar dan diatas, bisa lihat kota Nuremberg.. Geulislah pokokna mah, semakin tua semakin geulis hahaaaay… 😄😄
  - emine pada Januari 8, 2015 pukul 2:57 pm berkata:
    
    seingat saya, burg itu artinya kastil. sedangkan berg artinya gunung. nah, nebenbedeutungnya yang saya ga tau. hehehe.
    saya pernah ke nürnberg, sehari doang. ke puncak itu, apa sih namanya, lupa. nanjaknya, ampun deh.
  - nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 3:08 pm berkata:
    
    Iya betul, Burg itu kastil dan Berg itu gunung, kemarin lihat2 di http://www.dict.cc/?s=Burg ada subtantive kalau burg itu = kota…
    
    Makanya rada bertanya2 juga saya sebetulnyaaah hehe
    Oohh ke Nürnberger Burg.. Lewat Hauptmarkt ya.. 🙂
  - emine pada Januari 8, 2015 pukul 3:32 pm berkata:
    
    oh namanya hauptmarkt ya? saya pelupa soalnya hihi.
  - nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 3:45 pm berkata:
    
    Iya yg alun-alun nya namanya Hauptmarkt… jalan ke Burg nya nanjak pisan ya… kalau mau OR lumayanlaaah… Hehe
  - emine pada Januari 8, 2015 pukul 5:10 pm berkata:
    
    nanjak bener. apalagi diawali dgn jalan kaki dr hauptbahnhof, balik ke hauptbahnhof lg, sambil mampir2. benar2 stadtwanderung. capeeekkknya… pulangnya tidur di kereta hehe.
  - nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 5:31 pm berkata:
    
    Waaah beneran jalan dan jalaaaaaan itu hehe
    
    Kapan atuh ka Nürnberg lagi..?? Nanti mah dianterlah ke atasnya pake Auto, nanti pulangnya makan di Dönner Atlantik 😀
  - emine pada Januari 9, 2015 pukul 11:59 am berkata:
    
    insyaallah teh, mohon doanya, semoga suatu saat bisa ke sana lagi 🙂
  - zizadesita pada Januari 7, 2015 pukul 2:42 pm berkata:
    
    Kirain burg itu artinya jembatan Teh, di Semarang ada Jembatan Mberok, ktnya dr istilah Burg itu..hihi, saya salah berteori selama ini.
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 3:07 pm berkata:
    
    Burg biasanya ya berhubungan dengan benteng/Kastil gitu, tapi ada yg mengartikan kota juga setelah baca-baca kamus… 🙂
    Atau mungkin dari Brücke…yg artinya memang jembatan mbak 🙂
  - zizadesita pada Januari 7, 2015 pukul 3:41 pm berkata:
    
    Hoiya kali..memang kata2 nya hampir mirip burg dan brücke itu kali Teh. Sy yg kurang banyak kosakatanya jd asal teori aja,hihi..sok teu atuh!
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 4:53 pm berkata:
    
    Hehe ngga apa-apa atuh khan dr bhs Asing yg jarang didengar juga, lain kalau pakai bhs Inggris ya… 🙂
  - zizadesita pada Januari 7, 2015 pukul 4:55 pm berkata:
    
    Iya Teh, dimaafkan ya kepedean saya. Pake bahasa Inggris jg masih suka kesleo, baik ngomong, nulis, ngucapin maupun ngartiinnya.
    Pasif euy
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 4:59 pm berkata:
    
    Waaaah apalagi sayaaa…sekarang ngaco berat bhs Inggrisnya terutama kalau baca, kebiasaan baca bhs Jerman yg diucapkan sesuai tulisan, jd pas nemu yg bhs Inggris trs harus dibaca kenceng weeess malu-maluin huhuhu
  - zizadesita pada Januari 7, 2015 pukul 6:05 pm berkata:
    
    Yook, belajar..belajar!
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 6:25 pm berkata:
    
    Tapi gimana ya sudah sepuh itu ko susah nempel cepat lupaaaa huhuhu lagi.. 😩😩😩😩
  - zizadesita pada Januari 7, 2015 pukul 7:32 pm berkata:
    
    Sy pernah baca di blognya Ailtje ttg Bahasa Inggris Medhok, Teh..
    Itu penyemangat biar gk putus asa belajar khususnya bahasa.
    Klo sy yg penting i understand, you understand, kita tand lah..sepakat!
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 8:20 pm berkata:
    
    Betuuul… pokoknya ngeh maksud kita..bereees… hihi
    
    Harus banyak gaul dan ngobrol sama orang asing ya… membiasakan lidah kita, lhaaa teteh mah ketemunya sama orang Indonesia sama orang Sunda terus, yaaaa jd ngga pinter2 deh hehe
eviindrawanto pada Januari 6, 2015 pukul 11:45 pm berkata:

Wow gedung-gedungnya itu..fantastic banget cantiknya Mbak Dewi. Tak terlihat kendaraan sama sekali, emang tak boleh lewat sini ya?

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:19 am berkata:
  
  Ada jalan2 tertentu yg tidak boleh dilewati mobil mbak.. Dan memang jarang sekali mobil lewat, hari Minggu kalau di Jerman umumnya memang pd tutup mbak, jd sepi jalanan itu.
  
  Balas ↓
rosaamalia pada Januari 7, 2015 pukul 12:02 am berkata:

Teeeh ini sih aku betah bgt jalan2 foto2 nyemil2 disitu hihihi. Andalan eropa bgt ya, kota tua2 begini. Btw itu rumahnya tipenya mirip2 ya, segitiga byk jendelanya, miniaturnya juga cantikkk

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:22 am berkata:
  
  Kalau hangat betah lama-lama disitu, sekedar duduk-duduk dan nyemil mbak Rosa… Kemarin suhunya minus 7 plus angin pula, waduuuh sakit jari2 nya :((
  
  Iya khas Bayern sepertinya sih atau jerman selatan bangunan dgn garis2 kayu begini.
  
  Balas ↓
edi padmono pada Januari 7, 2015 pukul 12:10 am berkata:

Asyik dong anak-anak tidak ikut bisa leluasa…….pasti jalannya gandengan terus sama si kangmas trus itu tuh….kepalanya nyandar terus dipundaknya…..iya kan…kan…..kan…. 😀

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:23 am berkata:
  
  Aaahhh jalannya masing2 haha
  Istrinya sibuk jeprat2 kesana kemari, soalnya kita ngga betah lama-lama, dinginnyaaaa.. Jd cuma sejam lebih sedikit trs balik pulang hehe
  
  Balas ↓
-n- pada Januari 7, 2015 pukul 12:41 am berkata:

Bagus teh. Rumah2nya kayak di buku cerita.

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:25 am berkata:
  
  Iya menginspirasi banyak film2 gitu. Berasa masuk dunia cerita 🙂
  
  Balas ↓
mandor pada Januari 7, 2015 pukul 12:53 am berkata:

bener mbak, serasa di negeri dongeng. Bangunan tua bermotif lawas masih terawat dengan baik. Bisa dinikmati sembari duduk di luar sambil makan bakso uwel-uwel itu di luaran (kalau gak kedinginan)

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:27 am berkata:
  
  Itu baso uwel-uwel rasanya ya goreng terigu kasih toping macam-macam dan dingin pula… Ngga cocok buat nyemil di luar pas dingin begini… Jarinya sampai sakit krn kedinginan, dan mau ngga mau ngga pakai sarung tangan, krn hrs motret, hrsnya sarung tangan khusus ya, jd masih bisa sentuh2 layar Hp nya 😀
  
  Balas ↓
Eka Novita pada Januari 7, 2015 pukul 2:07 am berkata:

Teh, kalo anak gadisnya ga mau diajakin ke desa situ, aku mau dong diajakin, cakep bener tempatnya, ihihihi 🙂

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:29 am berkata:
  
  Hayuuuk…ntar dianter deh kalau mau kesini 🙂
  
  Balas ↓
nyonyasepatu pada Januari 7, 2015 pukul 2:44 am berkata:

teteh, kotanya bagus banget mana bersih gitu

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:49 am berkata:
  
  Iya cantik ya… tp rata2 kota di sini bersih-bersih, sudah disiplin mereka kalau urusan kebersihan itu.
  
  Mudah2an menular ke kota-kota di Indonesia aamiin ..
  
  Balas ↓
  - nyonyasepatu pada Januari 7, 2015 pukul 2:50 am berkata:
    
    Masih lama kalau di Indonesia teh tapi mudah2an bisa ya walau pelan2
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 7:03 am berkata:
    
    Iya semoga saja ya…. Biar semua nyaman kalau jalan-jalan.
Arumsekartaji pada Januari 7, 2015 pukul 2:45 am berkata:

Kalau ke Krossteland, Hilversum jauh tidak?

Balas ↓
welly prazh pada Januari 7, 2015 pukul 3:20 am berkata:

aku demen kalau jalan-jalan ke tempat beginian. ke musium, candi, bangunan2 tua suka banget 🙂

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 7:01 am berkata:
  
  Berarti cocok pisan kalau jalan-jalan keliling Eropa nih..:)
  
  Balas ↓
  - welly prazh pada Januari 7, 2015 pukul 7:44 am berkata:
    
    cocok bangets, rejeki yg belum cocok ke eropa 🙂
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 1:26 pm berkata:
    
    Nanti kang.. InsyaAllah sampai rejekinya 🙂
  - welly prazh pada Januari 7, 2015 pukul 6:09 pm berkata:
    
    amin
Endah~ pada Januari 7, 2015 pukul 6:16 am berkata:

wah cantik bangeeeet itu pemandangan kotanya, teh (teteh juga nggak kalah cantik kok, hihihi). kalau saya pasti betah banget jalan-jalan di kota seperti itu 🙂

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 6:58 am berkata:
  
  Terima kasiiih sudah dibilang cantik hehe
  
  Sayang sekali waktu teteh kesini cuaca lagi ndak bagus, dingin sekali..jadi jalan cepat-cepat, cetrak-cetrek trs beli kopi cuma buat ngangetin tangan terus pulang hehe
  Makanya ingin balik lagi pas sudah hangat ..إِنْ شَاءَ اللّهُ 🙂
  
  Balas ↓
neng fey pada Januari 7, 2015 pukul 6:59 am berkata:

disini ga ada yang begituan teh, tapi jalan kampung yang melosok2 juga teduh kok liatnya ya #blommoveondrjogja hahaha

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 7:15 am berkata:
  
  Gang di Indonesia pokoknya khas banget deh… dan banyak juga yang bersih.. buktinya belum bisa move on khaaan…???
  Gang senggol, kalau lewat senggolan…
  
  Eeeh ini bukan bicara gang ya..?? Jalan-jalan kampung yg melosok biasanya lebih teduh dibanding yg dikota hehe
  
  Balas ↓
neng fey pada Januari 7, 2015 pukul 7:03 am berkata:

oh iya, pajangan yang didepan pintu masuk gedung Walikota kece juga tuh, dijual ga?

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 7:17 am berkata:
  
  Hahaha… sudah ada yg punya ituuh…jd bukan pajangan namanya, Hansip tepatnya 😀
  
  Balas ↓
mama nisa pada Januari 7, 2015 pukul 7:08 am berkata:

Iya bener, orang jepang emang seneng jalan jalan di kota tua gini teh. Di jepang sendiri, wisata kota tuanya juga banyak dikunjungi turis lokal. Padahal mah cuma liat2 rumah doang. hihihi. 😛
Btw, itu foto terakhir cantiikkk. Kayak masih abegeh. 😀

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 7:21 am berkata:
  
  Iya banyak sekali orang Jepangnya, sampai menu resto/cafe pun ada tulisan jepangnyaaa… Hebatnya orang Jepang itu.
  
  Fotonya khan dari jauuh jd sepuhnya tersamarkan dan terlihat seperti abegeh mama Risaaaa… Eeeh abegeh mah angkatan babeh gue yaah..?? euuhh sudah bahagia sayaaah hihi
  
  Balas ↓
Adi Setiadi pada Januari 7, 2015 pukul 7:17 am berkata:

meni endah… lengkap fotonya 🙂

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 7:22 am berkata:
  
  Hatur nuhun kang, leres endah kotana, resik nya kang…
  
  Balas ↓
  - Adi Setiadi pada Januari 7, 2015 pukul 7:30 am berkata:
    
    uih ka bandung nyalonin walikota teh..gegentosna kang ridwan kamil…tos seueur studi banding pan teh selama di negeri rantau 🙂
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 1:28 pm berkata:
    
    Waduuhh abot kaaang… Eta amanah yg terberat janten pemimpin teh… Mangga nyanggakeun kanu sanes anu leres2 mungpuni kang..abdi mah penikmat sareng anu sok protesna wae hehe
  - Adi Setiadi pada Januari 8, 2015 pukul 1:59 am berkata:
    
    leres teh abot janten pemimpin teh… tapi anehnya sekarang banyak orang saling berebut jabatan .:)
  - nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 7:19 am berkata:
    
    Kekuasaan panginten nya kang…
    Atau memang paratos di “luhur” na yen manusa mah aya rasa adigung adiguna tea.. ngaraos langkung sae langkung tiasa tinu sanes…
    Mugi urang sadayana ditebihkeun tina sifat anu awon..aamiin….
  - Adi Setiadi pada Januari 9, 2015 pukul 3:59 am berkata:
    
    amiin ya robbal alamiin 🙂
Sandrine Tungka pada Januari 7, 2015 pukul 10:01 am berkata:

Teh!!! Mau satu bangunannya!!!! Hahaha…
Keren bingo. Ini yang disebut desa?? Kayak negeri dongeng bayangan saya 😀

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 1:31 pm berkata:
  
  Ambiiil…ambiil… 😀
  Iya kota tua yg anak-anak bilang Desa hehe
  
  Betul sekali, spt masuk dunia dongeng, nanti kalau musim panas katanya suka ada acara spt jaman kerajaan, kumplit sama kostum dll nya..mudah2an bisa kesana 🙂
  
  Balas ↓
  - Sandrine Tungka pada Januari 8, 2015 pukul 10:09 am berkata:
    
    Wuih berasa seperti di mainan boneka-bonekaan ala kerajaan kali ya.
    Duh tambah pengen jadinya…
    Amin.. amin.. amin teh…
Anggi Lagorio (mamatariaccessories) pada Januari 7, 2015 pukul 11:30 am berkata:

Aiiiiih cantik bener kota nya.. Jadi penasaran.. *geret mas suamik ke Jerman aaah*

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 1:31 pm berkata:
  
  Ayooo nanti teteh anter deh mbak Anggi…. tp jerman memang banyak yg begini nih… 🙂
  
  Balas ↓
Anggun pada Januari 7, 2015 pukul 1:11 pm berkata:

Wah keren mbak berasa di setting-setting film gitu!

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 1:24 pm berkata:
  
  Iya cantik kota tuanya, sayang mendung sekali..fotonya jadi kurang maksimal cantiknya 😦
  
  Balas ↓
adhyasahib pada Januari 7, 2015 pukul 1:14 pm berkata:

foto terakhir cantik deh 🙂

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 1:23 pm berkata:
  
  Gerbangnya yg dari batu itu yaaah..?? 😀
  
  Balas ↓
  - adhyasahib pada Januari 7, 2015 pukul 1:29 pm berkata:
    
    ahahaha,,itu loh penjaga gerbangnya 😉
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 1:33 pm berkata:
    
    Aaaah bahagianya dibilang cantik… Jd foto jarak jauh dan rada2 mendung bisa bikin terlihat cantik… hahaay..
    
    Eeeh ya jelas dong teteh cantik..masa ganteng hihi
  - adhyasahib pada Januari 7, 2015 pukul 1:36 pm berkata:
    
    penjaga gerbangnya anak baru ya? 😀
    pantesan aja mbak iyah cantik orang emaknya juga cantik,,heuheu,, *pujian berbayar* :-))
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 2:02 pm berkata:
    
    Tambah bahagia niih.. Terima kasiih.. Hatur nuhuun..
    
    Jadi mau dibayar pakai apa nih..?? hehe
    …siniii siniiih nanti dibuatin Batagor 🙂
    
    Euuh jd pengen makan batagor deh 😀
Abi Sabila pada Januari 7, 2015 pukul 2:37 pm berkata:

lihat-lihat photonya, saya sepakat dan sependapat kalau kota….susah juga ya nyebutnya, adalah kota tua yang cantik dan unik.
Snow ball atau terigu yang diuwel-uwel itu mengigatkan saya pada keu bantal tabur gula serbuk, Neng Wie

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 3:00 pm berkata:
  
  Lebih enak kue bantal sepertinya kang… Ini mah kering kalau makan remah2nya banyak berjatuhan.. 🙂
  
  Balas ↓
  - Abi Sabila pada Januari 7, 2015 pukul 3:22 pm berkata:
    
    Oh, gitu? Kirain empuk, Mbak.
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 3:29 pm berkata:
    
    Iya kang itu mah garing cemilannya..:)
    Ngga cocok kalau sedang batuk hehe
jampang pada Januari 7, 2015 pukul 2:52 pm berkata:

jadi kerasa ngeliahat film dengan setting jaman dahulu, teh

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 3:08 pm berkata:
  
  Jaman kerajaan gitu ya kang… Nürnberg malah punya Kastilnya kang, dengan bendera merah putih yg berkibar gagah di atas menaranya yg tinggi 🙂
  
  Balas ↓
Ryan pada Januari 7, 2015 pukul 2:55 pm berkata:

Wah teh… keren banget itu kota tuanya…. ahhh jadi pengen.

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 3:10 pm berkata:
  
  Cantik ya kotanya… ntar mau ke sana lagi pas sudah musim semi atau panas. Deket cuma 1 jam gitu dr rumah, biasaaa kadang yg deket2 kelewat, yg jauh2 yg didatangi 😀
  
  Balas ↓
  - Ryan pada Januari 7, 2015 pukul 3:25 pm berkata:
    
    Enak bener. Deket gitu. Mau teh ke sana.
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 3:30 pm berkata:
    
    Hayuklaaah dianter sama Teteh…:)
    
    Naik kereta juga bisa … pake tiket yg murmer 🙂
  - Ryan pada Januari 7, 2015 pukul 4:02 pm berkata:
    
    Kirain mau dikasih tiketnya dan akomodasi dari teteh. Hahahaha.
    Ngumpulin duit dulu teh. Tapi Indo aja blm dijelajahi semua
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 4:54 pm berkata:
    
    Kalau nginep mah bisa diaturlaaah… Kalau tiket..?? Teteh dulu aaaah buat ke Bandung hahaha
    
    Ayo jelajah negeri tercinta dulu…:)
  - Ryan pada Januari 7, 2015 pukul 11:04 pm berkata:
    
    Hehe. Ayo teh. Jelajah nusantara
  - nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 6:55 am berkata:
    
    Akomodasi teteh ditanggung kaaah..?? Haha
  - Ryan pada Januari 8, 2015 pukul 6:58 am berkata:
    
    Hahahaha. Kita di pelataran rumah ibadah aja akomodasinya. Hahahaha
  - nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 7:17 am berkata:
    
    Jiiiaaah tega banget teteh disuruh tidur di pelataran rumah ibadah…ntar ada yg nyuliik niih hahaa
  - Ryan pada Januari 8, 2015 pukul 7:32 am berkata:
    
    Hahaha. Palingan diculik kecoa teh
  - nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 8:05 am berkata:
    
    Jiaaaaah kecoak lagi daaah…
    
    Dipikir2 kayanya kalau bikin postingan “menurut kamu bagaimana dirikuuu…?? ” jawab pertama kayanya Kecoaaaaa…!! Hahaha
  - Ryan pada Januari 8, 2015 pukul 8:05 am berkata:
    
    Buanget. Hahahaha. Kan awal mulanya sering komen gara2 kecoak. Hahahaha
  - nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 8:06 am berkata:
    
    Ntar bikin GA aaah hadiahnya Kecoa huahahaha
  - Ryan pada Januari 8, 2015 pukul 8:07 am berkata:
    
    Gak ikutan ah teh. 😜*melipir*
  - nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 8:14 am berkata:
    
    Hahaa ngga mungkin juga deh hadiah Kecoak, lhaaa yg nangkepnya siapa..?? 😁😁
  - Ryan pada Januari 8, 2015 pukul 8:52 am berkata:
    
    Ya teteh yg tangkep.
Firsty Chrysant pada Januari 7, 2015 pukul 3:36 pm berkata:

Teteehh… suka bangett kotanya…

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 4:52 pm berkata:
  
  Samaaa teteh juga suka banget… 🙂
  
  Balas ↓
kayka pada Januari 7, 2015 pukul 6:43 pm berkata:

asyik banget ya teh jalanannya turun naik gitu 🙂

btw mau bangeeed rumah-rumahannyaaaa…

salam
/kayka

Balas ↓
- nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 6:47 pm berkata:
  
  Ayooo Wochenende jalan-jalan kesini mbak Kayka.. Hbf nya dekat dengan Altstadt nya juga, kalau mau pakai kereta. Pasti tulisan ttg kota ini bakal lebih cantik dan menarik kalau mbak Kayka yg nulis deh 🙂
  
  Kemarin boro2 bisa belanja souvenir mbak, tutup semuaaaa..biasanya khan toko2 begitu buka ya buat para turis, eehh hanya bbrp yg buka dan malahan saya ndak kepikiran masuk pula hadoooh …
  
  Balas ↓
  - kayka pada Januari 7, 2015 pukul 6:55 pm berkata:
    
    hihihi teteh deh jadi malu nih, abis saya kalo nulis kering dan garing gitu 🙂
    
    mau banget lho teh kapan-kapan kesini, apalagi rumah-rumahannya itu lho.
    
    iya teh saya juga sering wanti-wanti kalo mau kesini jangan wiken kec. kalau tau ada Sönntagsöffnung-nya. abis kalo jalan kan kepengen belanja-belanja juga ya.
    
    salam
    /kayka
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 7:05 pm berkata:
    
    Tulisannya bagus mbak Kayka kalau menggambarkan satu tempat, kalau saya mah ngga bisa ya bahasanya bahasa lotek, sagala dicampur hihi
    
    Iya jangan Minggu, soalnya sepiii hehe
    Enak hari biasa atau Sabtu, lumayanlah jadinya agak rame dan kalau butuh2 dikit, bisa masuk toko 🙂
  - kayka pada Januari 7, 2015 pukul 7:11 pm berkata:
    
    hahhaha teteh saya malah kebalikannya suka banget gaya nulisnya teteh, locker 🙂
    
    kalau kita sih udah biasa ya teh. yang susah yang datang kesini, ribut aja kog gak ada orang dsb. halaah… tapi memang gak rame gak seru aja ya 😀
    
    salam
    /kayka
  - nengwie pada Januari 7, 2015 pukul 8:13 pm berkata:
    
    Terus Mall di Jerman ngga seheboh di Indonesia hehe
    
    Minggu di luar sepi, kebalik sama di Indonesia, Minggu keluar semua hihi
    
    Iya berasa garing ya kalau jalan pas Libur itu 😀
  - kayka pada Januari 7, 2015 pukul 8:27 pm berkata:
    
    iya ya hebohan di indonesia.
    
    ih bener banget teh. hari minggu atau kalo gak tanggal merah wah bener-bener deh disini sepiii…
    
    salam
    /kayka
ekoranger pada Januari 8, 2015 pukul 3:11 am berkata:

wah maju sekali ya desa disana

Balas ↓
- nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 7:16 am berkata:
  
  “Desa” ini memang dipelihara “ketuaan” nya , dikelilingi benteng yg memisahkan antara kota tua ini dengan keramaian di luar, dan menjadi satu tujuan para wisatawan manca negara 🙂
  
  Terima kasih sudah mampir ..
  
  Balas ↓
lieshadie pada Januari 8, 2015 pukul 8:02 am berkata:

Liat foto2 ini kayak masuk di negeri dongeng….cakep2 Teh bikin ngiler aja…

Balas ↓
- nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 8:06 am berkata:
  
  Coba pakai kamera mirrorless yooo…?? *kedip-kedip* hihi
  
  Balas ↓
prih pada Januari 8, 2015 pukul 1:13 pm berkata:

Cantiiik pisan teteh …… teratur nyeni banget, adakah penghuni tetap sebagai pemukiman atau khusus untuk wisata ya?
Foto2 Teteh, mau pakai alat apapun tetap artistik, hatur nuhun dibagi keelokan Rothenburg.
Untuk model dengan boot apik dan calon walikota berikutnya, satu kata kereeeen.

Balas ↓
- nengwie pada Januari 8, 2015 pukul 3:13 pm berkata:
  
  Hatur nuhuuun mbak Prih…
  Itu rumah-rumah penduduk mbak, bawahnya toko dan biasanya menyatu sama rumah penduduk.
  
  Naaah kalau di Jerman mah, hari Minggu itu orang jarang keluar, jd meski di kota yg lumayan besar juga, kalau hari Minggu mah sepii..toko2 tutup dan orang jarang keluar, kecuali jika cuacanya cantik dan hangat.
  
  Aiihh jadi maluu… khan tolong diabaikan mbaaaak… *tutup muka* ☺️☺️
  
  Balas ↓
Akhmad Muhaimin Azzet pada Januari 9, 2015 pukul 1:56 am berkata:

Satu kesan saya yang sangat kuat, yakni betapa bersih dan rapi ya, Teh. Seperti inilah semestinya daerah atau tempat orang-orang beriman. Karena, sabda Nabi saw., kebersihan adalah sebagian dari iman. Semoga ini memicu kita semua untuk senang menjaga kebersihan.

Hehehe… penutupnya ya, Teh. Itu maksudnya ada “bekas-bekas kaki” apa ya, Teh?

Balas ↓
- nengwie pada Januari 9, 2015 pukul 5:09 am berkata:
  
  Aamiin… semoga ya mas.. masyarakat kita bisa melaksanakan sunnah Rasul…
  
  Itu mas, cat putihnya netes-netes, trs keinjek, dan mereka jalan kesana kemari, otomatis cat yg nempel di kaki, meninggalkan putih dimana-mana hehee
  
  Balas ↓
rianamaku pada Januari 9, 2015 pukul 3:40 am berkata:

Keren teh dewi ooh iya rata rata rumah tua ya yang di sana tapi masih terpelihara dengan bagus, yang benar ini foto hasil jepretan hp kece hasilnya teh…

Balas ↓
- nengwie pada Januari 9, 2015 pukul 5:13 am berkata:
  
  Karena ini merupakan objek wisata, jd mereka pelihara sekali mbak Ria..
  
  Saya blm punya kamera “beneran” mbak Riaaaa… jd kamana-mana jepretnya pakai Hp.. Alhamdulillah kalau hasilnya bagus 🙂
  
  Balas ↓
Muhammad Bakri pada Januari 9, 2015 pukul 10:35 am berkata:

Aih, alangkah indahnya kota tua Rothenburg-nya. Saya suka banget sama tuh ngeliat jalan pavingnya. Tertata rapih dan menarik. Oke, masuk list destinasi kalau bisa sekolah di Eropa nanti hehehe. Angel fotonya keren uey…

Balas ↓
- nengwie pada Januari 9, 2015 pukul 11:52 am berkata:
  
  Itu jalanan dari jaman dulu sekaliii… Masih jaman kerajaan … 🙂
  
  Siip..siip..semoga dimudahkan langkahnya ya kang untuk melanjutkan program doktoralnya di tempat yang diinginkan..aamiin….
  
  Masa sih…?? Lha asal jepret saja karena kedingina..hehe..
  
  Hatur nuhuuun….
  
  Balas ↓
Pamela Fitrah pada Januari 9, 2015 pukul 1:24 pm berkata:

kayak pilem kartun Princess Sofia yaa cantik kotanya

Balas ↓
nengwie pada Januari 9, 2015 pukul 1:31 pm berkata:

Di Jerman banyak pemandangan seperti ini, tp kota ini memang paling cantik deh.. Ndak terlalu luas, jd muter2in nya juga ngga cape 🙂

Balas ↓
citramanica pada Januari 10, 2015 pukul 3:20 am berkata:

Kotanya cantik bangeet…

Balas ↓
- nengwie pada Januari 10, 2015 pukul 3:23 am berkata:
  
  Betul sekali mbak Citra…
  
  Terima kasih sudah mampir dan salam kenal yaaa… 😊
  
  Balas ↓
  - citramanica pada Januari 10, 2015 pukul 3:24 am berkata:
    
    Salam kenal, Teh…. Kapan2 mampir ke Jerman ah 😉
  - nengwie pada Januari 10, 2015 pukul 3:27 am berkata:
    
    Ayoooo… jangan lupa mampir ke tempat teteh, biar bisa antar ke tempat ini 😊
  - citramanica pada Januari 10, 2015 pukul 3:31 am berkata:
    
    Moga2 bisa beneran ke Jerman kapan2, ntar mampir ke tempat Teteh 🙂
  - nengwie pada Januari 10, 2015 pukul 3:35 am berkata:
    
    Aamiiin….. 🙂
denaldd pada Januari 10, 2015 pukul 2:17 pm berkata:

Subhanallah Teteh cantiiiikkk banget. Ga ada sampah ya sepanjang mata memandang. Ihhhh kece abis deh. Semogaaa beneran kesampaian ke bookfair tahun ini. Teteh nih muda banget ya, tapi anaknya sudah gadis. Rahasianya apa Teh awet muda? 😀

Balas ↓
- nengwie pada Januari 10, 2015 pukul 3:40 pm berkata:
  
  Kebersihan memang dijaga sekali sepertinya di kota ini, soalnya tujuan turis dari mana-mana.
  
  Khan fotonya dr jauuuuh… Jd kelihatan muda, khan ngga keliatan tuh kerut2nya 😀
  
  Rahasianya…? Ya dipotret jauh-jauh gitu hihihi
  
  Balas ↓
  - denaldd pada Januari 10, 2015 pukul 9:56 pm berkata:
    
    Hahaha, okeh juga rahasianya untuk diterapkan. Ihh beneran jadi penasaran Teteh aslinya seperti apa hehehe
  - nengwie pada Januari 12, 2015 pukul 7:00 am berkata:
    
    Aslinya mah biasa sajaaaa… Khan pengaruh cahaya, pengambilan dan kamera menentukan penampakan hihi penampakan 😀
    
    Ada beberapa teman blogger yg sudah ketemu di Indonesia, nanti in syaa Allah kita bisa ketemuan, dan pasti bilang “oohh betul kata teh Dewi.. biasa saja” 😊
katacamar pada Januari 12, 2015 pukul 7:18 am berkata:

serasa jalan di negeri dongeng hans andersen, ya teh
iya.ya.. kok sepii itu penghuni pada kemana..?
desa-desa kita yang berbukit-bukit sebenarnya ndak kalah keren lho, sayang kebersihannya beda bangeeet…..

tak kira yang di depan pintu itu manekin…. 😀

Balas ↓
- katacamar pada Januari 13, 2015 pukul 9:58 am berkata:
  
  foto-fotonya kereeeeen 🙂
  
  Balas ↓
  - nengwie pada Januari 13, 2015 pukul 1:15 pm berkata:
    
    Hatue nuhuuun… terima kasiiih… 🙂
- nengwie pada Januari 13, 2015 pukul 1:26 pm berkata:
  
  Betul kang, oohh sepi itu karena hari Minggu, jd di Jerman mah rada-rada garing kalau jalan2 hari Minggu, sepiii..toko semua tutup kecuali cafe/resto gitu, umumnya pada di rumah, kecuali matahari sedang cantik, ini mah ya angin ya dingin sekali, enakkan di dalam rumah selimutan hehehe
  
  Oohh jelas sekali, desa2 di Indonesia iti cantik-cantik, hanya harus ditingkatkan kesadaran menjaga kebersihan saja ya…
  
  Balas ↓
- nengwie pada Januari 13, 2015 pukul 1:27 pm berkata:
  
  Heh yang manaaa…??
  Yang depan pintu..?? Ooh itu memang boneka kang, yg baju merah dan bertopi bukaaan..?? 😀
  
  Balas ↓
matulizza pada Januari 12, 2015 pukul 1:13 pm berkata:

benar-benar bangunan yang eksotik dan layak untuk dijaga… 😀
foto-fotonya sangat menginspirasi 🙂

Balas ↓
- nengwie pada Januari 13, 2015 pukul 1:18 pm berkata:
  
  Rata-rata bangunan di Jerman Selatan/Bayern/Bavaria itu kaya begini, selalu ada palang2 kayu gitu..
  
  Terima kasiiih…:)
  
  Balas ↓
Ramliong pada Januari 15, 2015 pukul 1:53 pm berkata:

Mbk, itu seperti di dunia hayal, itu saya melihat seperti tower dan ada terowongannya, kira -kira itu apa Mbk, sepertinya menjadi ikin dari kota itu. di foto ke-1 dan ke-2.

Balas ↓
- nengwie pada Januari 15, 2015 pukul 2:05 pm berkata:
  
  Eeeh ko ada 2 foto yang sama ya..?? Hehe maaaf ini ke up load 2 kali…
  
  Itu pintu gerbang utama masuk kota tua ini mas…
  
  Tapi rata-rata kota2 tua di Bavaria/Bayern atau Jerman selatan mirip2 begini bentuk bangunannya… pakai balok2 kayu gitu.
  
  Balas ↓
  - Ramliong pada Januari 15, 2015 pukul 2:11 pm berkata:
    
    Mbk, saya sangat suka kota ini, mmmmm …..Jerman. Negara yang sangat tertata.
Khadijah Al-Ifra pada Januari 24, 2015 pukul 1:13 am berkata:

SubhanAllah, Allahuakbar indah sangat bunda 🙂 (izin panggil bunda ya kaa 😉 )
Kapan yaa ana bisa ksana? 😥
bunda,,, ada foto masjid.a kah dsana? 🙂

Balas ↓
- nengwie pada Januari 24, 2015 pukul 4:48 am berkata:
  
  Boleeeh.. mau panggil apa saja juga..:)
  
  إِنْ شَاءَ اللّهُ bisa jalan2 kesini Non..
  
  Naaah Masjid disini ngga spt masjid di Indonesia, bentuknya ya apartemen biasa gitu… tp ada bbrp Mesjid di Jerman yg lumayan besar, sayang blm pernah lihat 😦
  
  Balas ↓
  - Khadijah Al-Ifra pada Januari 24, 2015 pukul 5:08 pm berkata:
    
    Syukran bunda…. 🙂
    
    Mohon doa bunda, semoga ALLAH izinka ana bisa melihat salah-satu ciptaanNya yg indah dsana 🙂
    
    😥 pasti bunda kangen yaa sama masjid2 indah dIndonesia ^_^
    tapi gk masalah, ALLAH selalu melihat ibadah kita, dmanapun kita, ya kan nda???
    
    O iy, titip salam buat adik2 ya nda,,
    yg katanya lebih milih ngecat rumah 🙂
    adik2 masih pada sekolahkah nda? 🙂
  - nengwie pada Januari 24, 2015 pukul 7:04 pm berkata:
    
    Silahkan…silahkan cantiik…
    Kangen sama adzannya yg pasti mah… disini dilarang adzan dikumandangkan sampai keluar ruangan 😦
    
    Iya betul… Mudah2-an Allah menerima semua amal ibadah bunda … dan non Khadijah yg sholehah…aamiin..
    
    Masih SMP kls 3 dan kls 2, yg paling besar sudah kuliah, yang paling kecil baru kls 4 SD…
  - Khadijah Al-Ifra pada Januari 25, 2015 pukul 2:07 am berkata:
    
    Allahhu,,,, 😥
    adik laki2 yg c aja yg adzan drumah 🙂
    
    Aamiin Ya Rabb…. :’)
    pngen ketemu bunda nih….
    bisa share ilmu sma nda ^_^
    
    Salam buat adik2 ya nda,
    salam semangat untuk terus istiqamah dNegri org 🙂
  - nengwie pada Januari 25, 2015 pukul 9:25 pm berkata:
    
    Suara adzannya suka dr Hp.. 🙂
    
    Waaah ilmunya bunda mah masih seujung kuku..masih perlu banyak belajar dr yang muda-muda nih 🙂
    
    Aamiin…aamiin…aamiin Ya Allah…
catatansiubay pada Januari 26, 2015 pukul 11:56 pm berkata:

disana kok gada tiang listrik / telpon yah?
rapih bener gak ada kabel sliweran pabalieut.
Rothenburg ob der Tauber pokonamah ich lie bedih lah.

Balas ↓
- nengwie pada Januari 27, 2015 pukul 9:04 pm berkata:
  
  Hehe rata-rata ditanam di bawah tanah kitu…
  Muhun sae nya…teteh oge resep ningalna teh, pdhl seueur anu kieu tah di Bayern teh, tp krn ieu mah kota tuana alit, janten langkung resik ningalna teh..
  
  Hatur nuhun parantos linggih.. Saur si Rothenburg ob der Tauber teh ich liebe dich auch laaah 😃
  
  Balas ↓
Gara pada Februari 13, 2015 pukul 3:21 am berkata:

Kotanya indah banget, seperti yang saya lihat di film-film kartun atau acara televisi :takjub
Mana bersih dan rapi sekali. Masyarakatnya benar-benar menjaga tatanan bangunan tua itu supaya tidak lekang oleh waktu, dan mereka berhasil. Sumpah, saya takjub…

Balas ↓
- nengwie pada Februari 13, 2015 pukul 7:28 am berkata:
  
  Kota kecil ini memang cantik…
  Sebetulnya khas kota2 tua di Jerman sih, yg bikin dia menarik, karena kota tuanya kecil dan ndak bercampur dengan bangunan modern.
  
  Kalau masalah kebersihan mah, masyarakat Jerman memang patut diacungi jempol deh..mudah2an satu saat, penduduk Indonesia disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya… Aamiin…
  
  Balas ↓